KE-INDONESIAAN
Kita yang di sudut semakin tersungkur oleh kerasnya paksaan yang memaku kita untuk tetap diam, bukan kita tak berani melawan bukan pula kita pasrah atas apa yang terjadi tapi kita semua tidak berdaya menghadapinya. Bencana datang silih berganti semenjak pemerintahan Indonesia bersatu, gempa, tsunami, banjirbandang, tanah longsor, angin beliung, fluburung,semburan lumpur, terjadi di Indonesia saat kita masih terjebak ditengah krisis berkepanjangan. apalagi yang terjadi sekarang ? belum cukupkah bencana melahap manusi-manusia yang ada di bumi Indonesia? beribu-ribu jiwa di pengungsian merintih, menangis dan menjerit bahkan satu persatu diantara mereka menutup mata untuk selama-lamanya kemana mereka harus berteduh untuk mengeringkan luka dihati, kehidupan kini semakin kejam banyak kenaikan harga kebutuhan hidup di saat kita semua terecekik problema yang datang silih berganti.
Harga-harga kebutuhan hidup kini melangit rakyat kecil tercekik oleh berbagai kebijakan. Mulai dari naiknya harga BBM semua kebutuhan mengalami kenaikan hampir semua jasa transportasi melonjak dampaknya sangat terasa cukup menyakitkan. Para nelayan harus rela mengutang untuk membeli bahan bakar karna hasil tangkapan ikannya tidak sebanding dengan harga bahan bakar yang mereka habiskan, begitupun para pengusaha jasa angkutan, kini mau tak mau tarifnya menjadi terasa mahal bagi para penumpangnya ,semua industripun merasakan dampaknya kini biyaya produksinya membengkak, bahkan acapkali mereka harus memecat karyawannya karna penghasilan yang ada tidak mampu menggaji para pegawainya
Kita yang di bawah tercengang mengapa semunya naik seharusnya pemerintah lebih senang menaikan gaji para buruh atau para pegawai yang upah minimumnya masih dirasa kurang mensejahterakan mengapa wakil kita yang diatas lebih suka memperhatikan kesejahteraannya sendiri dengan meminta upah gaji yang lebih besar, seharusnya mereka tau di saat-saat sulit yang datang silih berganti alangkah terpujinya jika mereka bisa mengurangi nestapa yang terus melanda masyarakat Indonesia tapi lihat kenyataan yang ada mereka sama sekali tidak perduli, air mata kita laksana hujan yang menyejukan. Kita masih perih dengan trauma berbagai hal yang telah melanda Indonesia sebagian diantara mereka yang masih di pengungsian begitu pahit untuk memulai hidup baru disaat-saat semua kebutuhan hidup yang tidak tejangkau.
Sebelum terang gelap menghadang. Inikah takdir kita sebagai bangsa yang telah berada di ambang tiang gantung? cukup banyak derita yang kita rasakan di bumi Indonesia, banyak sudah air mata yang kita tumpahkan, semuanya menyaksikan, semuanya melihat tapi apakah kita merasakan derita mereka saat mereka hidup serba kekurangan dalam pengungsian mereka merintih kedinginan, bercak nanah tumbuh diantara kulit-kulit mereka sedangkan kita yang hidup serba berkecukupan tidur terlelap dengan kemewahan tanpa merasakan kepedihan derita mereka. Kemiskinan menghadang dimana-mana sempitnya lapangan pekerjaan dan minimnya gaji minimum di banding dengan harga-harga kebutuhan hidup memaksa rakyat untuk tidak bisa bicara apa-apa.
Semua hanya diam saat banyak beban di bahu rakyat yang kian menambah nestapa, kita masih bertanya apakah kebijakan–kebijakan pemerintah benar-benar dari rakyat untuk rakyat ? bencana datang silih berganti tak urung negeri ini bak meminta tumbal atas berdirinya penguasa-penguasa yang menyandang jabatan. Selalu saja rakyat yang terkena bencana dari mulai musibah alam hingga musibah kebijakan pemerintah. Saat ini banyak rakyat kita menjadi miskin karena bencana, tentu saja mereka menangis di barak-barak pengungsian, kesedihan panjang, hingga entah kapan kiamat berlalu.

0 Tanggapan to “RENUNGAN”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar




Salam Kritis

Mau berbagi pengalaman, membahas teori-teori sosial, atau sekedar berkenalan untuk bersahabat. Ditunggu....

terisi21@yahoo.com

Semoga bisa membantu.

SOSIOLOGI

Klik tertinggi

  • Tidak ada

Blog Stats

  • 337.689 hits

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 16 pelanggan lain